Friends

Senin, 01 Agustus 2011

Alat Kontrasepsi dan Macamnya

Alat Kontrasepsi adalah Usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan Sementara atau Permanen. Ada beberapa macam alat kontrasepsi seperti dalam rahim (IUD), pil, MOP maupun suntik.

Alat Kontrasepsi PIL

pil kontrasepsi bekerja dengan ‘menganggu’ proses hormonal yang normal pada tubuh seorang wanita. Gangguan ini akan menyebabkan pematangan dan pelepasan sel telur dari indung telur akan ikut ikutan terganggu. Sel sperma tentu tidak akan berhasil membuahi sel telur bila memang tidak ada sel telur yang keluar dari indung telur.
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:

  • Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)

  • Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma

  • Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan

  • Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.

    Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR (IUD)

    Selain dengan memakai pil (baik dedicated pills atau pil KB biasa), metode kontrasepsi darurat lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan pemasangan AKDR jenis copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan. Mekanisme Kerja Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksual tertjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim). Kemanjuran Lebih dari 8400 AKDR jenis copper-T telah dipasangkan setelah terjadinya hubungan seksual sejak 1976, dengan hanya 8 kehamilan terjadi: berarti angka kehamilan di bawah satu dalam 1000, sehingga pemasangan AKDR sebagai kontrasepsi darurat menurunkan risiko kehamilan sampai lebih dari 99%. Efek Samping Efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak enak di perut, perdarahan per vaginam atau spotting, dan infeksi. Sedangkan efek samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang banyak, kram, infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim. Pemasangan AKDR dan Infeksi Menular Seksual termasuk HIV Untuk mereka yang berisiko tinggi untuk tertular IMS, pemakaian pil lebih aman daripada pemasangan AKDR, sebab pada saat pemasangan, bakteri dapat ikut masuk ke dalam rongga rahim yang steril. Jika tidak diobati dapat menyebabkan infeksi yang kemudian bisa berakibat terjadinya Penyakit Radang Panggul (PRP). Infeksi HIV juga dapat meningkatkan risiko PRP sehubungan dengan pemasangan AKDR.

    Alat KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI) -DEPO PROVERA-

    Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
    JENIS KB SUNTIK
    Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
    a. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
    b.Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).

    Alat Kontrasepsei MOP

    Banyak masyarakat yang salah paham antara kebiri dengan MOP,kebiri adalah pengangkatan testis, sementara MOP dilakukan dengan membuat satu atau dua sayatan kecil pada kulit scrotum (kantung buah zakar), kemudian saluran keluarnya diikat sehingga ketika keluar tidak mengandung sperma lagi. Dengan MOP, produksi hormon testoteron pria tetap berjalan seperti biasa. Sementara kebiri membuat laki-laki tidak bisa memproduksi sperma lagi. “MOP ini tidak perlu dikhawatirkan menimbulkan impotensi, semua fungsi kejantanan laki-laki masih normal dengan metode MOP,

    0 komentar:

    Posting Komentar

    300Ribu Dapat Website
    ### ###