Friends

Senin, 01 Agustus 2011

Puisi Kahlil Gibran Tentang Cinta



Jika kita berbicara tentang cinta maka kita akan berbicara tentang seorang kahlil gibran, seorang pujangga puisi  yang mampu mengucapkan cinta dalam hati yang berbalut keindahan. Dan berikut dibawah ini adalah kumpulan dari berbagai sumber karya dari kahlil gibran.
Ini adalah berbagai puisi terbaru karya dari kahlil gibran yang mengungkapkan tentang cinta. Bagi yang mencari silahkan gunakan saja artikel ini, dan bagi kamu yang mempunyai karya puisi lainnya dari sang pujangga ini bisa menambahkan dalam form komentar. Dan puisi dibawah akan diupdate saat ada yang baru…

Kumpulan Puisi Kahlil Gibran tentang cinta

CINTA (I)
Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta. Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu, dan keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:

Pabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia, Walau jalannya sukar dan curam. Dan pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya. Walau pedang tersembunyi di antara hujung-hujung sayapnya bisa melukaimu. Dan kalau dia berbicara padamu percayalah padanya. Walau suaranya bisa menggetar mimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman. Kerana sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia akan menghukummu.

Sebagaimana dia ada untuk menyuburkanmu, demikian pula dia ada untuk mencantasmu. Sebagaimana dia mendaki ke puncakmu dan membelai mesra ranting-ranting lembutmu yang bergetar dalam cahaya matahari. Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan menggegarkannya di dalam pautanmu pada bumi. Laksana selonggok jagung dia menghimpun engkau pada dirinya. Dia menghempuk engkau hingga kau telanjang Dia mengasing-asingkan kau demi membebaskan engkau dari kulitmu. Dia menggosok-gosok engkau sampai putih bersih. Dia meramas engkau hingga kau menjadi lembut; Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya sehingga engkau bisa menjadi hidangan suci untuk pesta kudus Tuhan. Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kau fahami rahsia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan. Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta. Maka lebih baiklah bagimu untuk menutupi tubuhmu dan melangkah keluar dari lantai-penebah cinta. Memasuki dunia tanpa musim tempat kau dapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa-apa pun kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Kerana cinta telah cukup bagi cinta. Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan.” Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan memerlukan keghairahan, biarlah ini menjadi keghairahanmu: Luluhkan dirimu dan mengalirlah bagaikan anak sungai, yang menyanyikan alunannnya bagai sang malam. Kenalilah penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh. Rasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta; Dan menitiskan darah dengan ikhlas dan gembira. Terjaga di kala fajar dengan hati berawangan dan mensyukuri hari baru penuh cahaya kasih; Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap; Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur; Dan kemudian tidur bersama doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sekuntum nyanyian puji-pujian pada bibirmu. (Khalil Gibran)

CINTA (II)


Mereka berkata tentang serigala dan tikus

Minum di sungai yang sama

Di mana singa melepas dahaga

Mereka berkata tentang helang dan hering

Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama

Dan berdamai – di antara satu sama lain,

Dalam kehadiran bangkai – bangkai mati itu

Oh Cinta, yang tangan lembutnya mengekang keinginanku

Meluapkan rasa lapar dan dahaga akan maruah dan kebanggaan,

Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku

Memakan roti dan meminum anggur

Menggoda diriku yang lemah ini Biarkan rasa lapar menggigitku,

Biarkan rasa haus membakarku, Biarkan aku mati dan binasa,

Sebelum kuangkat tanganku Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati (Kahlil Gibran)


Aku Bicara Perihal Cinta

Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,

Walau jalannya sukar dan curam.

Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.

Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.

Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.

Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.

Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia

kan menyalibmu.


Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,

demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu.


Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.

Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.

Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.


Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.

Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.

Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.

Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;

Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.


Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.


Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,

supaya bisa kaupahami rahasia hatimu,

dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.


Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.

Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.


Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa,

tapi tak seluruh gelak tawamu,

dan menangis,

tapi tak sehabis semua airmatamu.


Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.

Cinta tiada memiliki,

pun tiada ingin dimiliki;

Karena cinta telah cukup bagi cinta.


Pabila kau mencintai kau takkan berkata,

“Tuhan ada di dalam hatiku,”

tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.


Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta,

sebab cinta,

pabila dia menilaimu memang pantas,

mengarahkan jalanmu.


Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.

Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,

biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:

Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,

yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.


Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.

Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;

Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.

Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;

Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;

Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;

Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu. (Khalil Gibran)



Cinta yang Agung

Adalah ketika kamu menitikkan air mata

dan masih peduli terhadapnya..

Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih

menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain

dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku

turut berbahagia untukmu’


Apabila cinta tidak berhasil…bebaskan dirimu…

Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya

dan terbang ke alam bebas lagi ..

Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan

kehilangannya..

tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati

bersamanya…


Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang..

melainkan mereka yang tetap tegar ketika

mereka jatuh (Khalil Gibran)



NYANYIAN SUKMA

Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;

sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;

ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,

dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?

Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana

Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku

Kerna aku risau, dia akan terhempas

Di telinga pendengaran yang keras.

Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,

Dan pabila kusentuh hujung jemariku

Terasa getaran kehadirannya.

Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,

Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu

Bagai titik-titik embun syahdu

Yang membongkarkan rahsia mawar layu.

Lagu itu digubah oleh renungan,

Dan dikumandangkan oleh kesunyian,

Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,

Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,

Dan difahami oleh cinta,

Dan disembunyikan oleh kesedaran siang

Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,

Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?

Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:

Suara manakah yang dapat menangkapnya?

Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,

Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?

Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?

Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?

Siapa berani memecah sunyi

Dan lantang menuturkan bisikan sanubari

Yang hanya terungkap oleh hati?

Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?

(Dari Kahlil Gibran – ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

Diatas adalah kumpulan karya sastra baik puisi maupun cerita yang semuanya mengisahkan tentang cinta. Jika ada puisi terbaru kami usahakan akan diupdate melalui blog ini. Atau jika anda pembaca mempunyai karya dari kahlil gibran silahkan di share dengan form komentar dibawah ini.

0 komentar:

Posting Komentar

300Ribu Dapat Website
### ###